Minggu, 02 November 2008

Names Matala Biogama

Tanggal 1-2 ini, anak-anak fak biologi ada acara names yakni nature meet science. Bertempat di kaki gunung merapi. Hari pertama setelah kumpul dan upacara pelepasan peserta. kedua dosen yang berkesempatan memberi sambutan pada upacara tersebut, mengingatkan bahwa zero telorance buat safety procedure. Dimana Matala Biogama, kelompok studi pencinta alam milik fakultas biologi selalu mengedepankan peraturan keselamatan dalam setiap aktivitas di lapangan. Ini dilakukan demi mencegah tidak ada resiko yang serius akan dialami peserta kegiatan. Selanjutnya pak Tri Joko, wakil dekan Fak. Bio mengatakan bahwa acara ini adalah awal dari perjalanan kami para mahasiswa Biologi yang mengikuti KS ini, lewat acara ini bisa menambah wawasan tentang dunia alam yang sangat berkaitan erat dengan ilmu biologi sendiri.
Sesampai di kawasan taman nasional Gunung Merapi, rombongan kami telah disambut oleh mbah adi (maaf bila keliru) disertai kedua istrinya. Acara penyambutan dan minta ijin dengan pemilik rumah yang dijadikan sebagai base camp. Lewat perwakilan dari matala dengan bahasa kromo inggil bercakap-cakap dengan mbah adi yang konon saudara dekat mbah marijan yang dikenal publik sebagai bintang iklan salah satu minuman energi.
Malamnya giliran pak Asep dari TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) memberi informasi yang bermanfaat seputar wilayah dimana dia bertanggung jawab dan mengabdi. Kawasan ini dulunya sempat mendapat pertentangan keras untuk difungsikan sebagai taman nasional, alasan yang dikemukakan dikarenakan ketakutan masyarakat tidak bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di lokasi permukiman mereka. Namun bila kawasan gunung merapi yang memiliki bentuk muka bumi vulkanik, fokus untuk konservasi maka lebih ideal dijadikan kawasan cagar alam.
Beliau menjelaskan pula, bahwa dari luas kawasan merapi tidak sebesar kawasan TN yang sama-sama diresmikan di beberapa tempat di Indonesia. Luasnya hanya sekitar 6 ribu hektar (mohon koreksinya), dimana para personel yang bertugas tidaklah mencukupi. Ini dibuktikan dengan lalu lintas truk pengangkut pasir yang tinggi.
Beliau pun mengemukakan bahwa di merapi dibagai atas beberapa zona. Dimana setiap zona mempunyai fungsi tersendiri, seperti zona tradisional masyarakat yang umumnya bertani dan berternak mengambil pakan,dll. Zona amazon (zona inti yang berada di dekat puncak merapi)merupakan zona yang tidak boleh ada aktivitas karena daerah tersebut dibiarkan alami dan merupakan hutan yang 100% hutan.
Perum perhutani yang orientasi profit menjadikan beberapa kawasan monokulur, dimana pinus menjadi andalan. Namun masih belum ada penelitian lanjut tentang pengaruh pinus terhadap dampak ekologisnya merapi. Selanjutnya bila ditilik merapi mempunyai banyak sebaran spesies endemik karena merapi merupakan titik temu peralihan dari barat (cenderung basah) dan timur (cenderung kering). Banyak jenis anggrek langkah juga dapat ditemukan di merapi, selain spesies lain yang memberikan merapi nilai tambah sebagai taman nasional.
To be continue....

1 komentar:

zhu mengatakan...

wahh, zona amazon...,
hahiheho..

hn..., what else?, tulis dunk suka duka nya!!!

gudlack Bro!!

salam FOS!!