Rabu, 31 Oktober 2007

Wapres dan gelar Upu Latu-Mel

Senin kemarin, di kota Ambon terselenggara Musyawarah besar Majelis Latupati se-Maluku di Baileo Siwalima. Dalam acara tersebut saya ingin menanggapi pemberian gelar adat kepada Wapres karena sudah melihat tradisi di setiap kunjungan ‘Pejabat tinggi ke daerah pasti disambut dengan meriah dan selalu diembel-embeli dengan seremonial yang terkesan tidak perlu, contohnya gelar Bapa raja kepada JK. Ini tidak hanya kepada Wapres, namun pejabat di Maluku. Belum tentu kunjungan tersebut ke daerah atas alasan melihat kondisi rakyat, atau merakyat istilahnya. Bisa saja hanya untuk Pencitraan saja bahwa xxxxxxx sangat memperhatikan rakyat, care dengan masalah rakyat. Apakah dengan pemberian gelar kehormatan tersebut maka Maluku akan mendapat perhatian yang lebih khusus dari daerah lain yang tidak memberi gelar apapun terhadap beliau. Menurut saya ini terkesan terlalu melebih-lebihkan. Catat !! pada saat ini Maluku perlu orang yang mempunyai komitmen untuk memajukan negri ini. Catat pula dibutuhkan figure yang balance antara perkataan dan actionnya. Saya tidak mengkritik bahwa pemberian gelar tersebut kepada Wapres salah, namun hanya menyayangkan bahwa ada tradisi yang ganjil dalam negri Maluku tercinta

Tidak ada komentar: