Kamis, 04 Oktober 2007

Anomali Liga Lokal kita


 


 

Kapan Indonesia bisa bermain di ajang piala dunia itu adalah angan-angan setiap pencinta sepakbola tanah air. Tentu saja, bila ingin mendapat pemain-pemain lokal yang tangguh dan berkualitas harus dibuat kompetisi yang berkualitas pula. Penulis melihat bahwa ada rencana untuk peningkatan kualitas kompetisi lokal dengan digelarnya Liga super musim depan. Dengan adanya klub yang independen, disertai infrastruktur dan perencanaan bahwa Liga super merupakan kompetisi paling bergengsi dan elit Indonesia. Namun sayangnya pergelaran Liga Super ini masih banyak persoalan yang ditinggalkan, misalnya banyak klub masih mengandalkan dana APBD. Bagaimana mungkin, dana rakyat tiap tahun berkisar miliaran rupiah lolos begitu saja tanpa ada laporan pertanggungjawaban dengan dalih pembinaan klub,dll. Untuk itu harus ada taktik untuk bagaimana klub lokal bisa menjadi klub yang berorientasi profit seperti klub eropa, dengan menjual saham klub, merchandise, fans club, tiket stadion,dll. Dan juga dengan terlaksana LS maka kompetisi di bawah jenjang LS tidak ada degradasi, karena kuota divisi utama dan divisi 1 ikut membengkak. Sudah cukup lama, penulis melihat bahwa ada saja peraturan,dll dimana di kompetisi tidak ada degradasi. Tanya kenapa?

    Pemakaian pemain asing yang melebihi kapasitas juga selayaknya dicermati. 5 pemain asing setiap pertandingan, mampu menutupi kesempatan pemain-pemain lokal untuk berkembang. Memang benar, itu untuk meningkatkan kompetisi dalam tim sendiri, namun banyak kasus dimana sisi negatif dalam pertandingan ditimbulkan oleh pemain asing. Dan juga, pemain asing tidak sepenuhnya kualitasnya di atas rata-rata. Biarkan pemain lokal menjadi raja di rumahnya sendiri.

Tidak ada komentar: